Showing posts with label Binatang. Show all posts
Showing posts with label Binatang. Show all posts

Thursday, September 6, 2012

Puppy love. Love puppy

Actually its a dog, not puppy anymore. 

Anjing. Salah satu hewan yang menurut pada tuannya selain hewaan apa ya? Kayaknya cuma anjing aja nih yang memang nalurinya begitu. Kalau kucing, cuma inget sama rumahnya aja, tapi kurang bisa disuruh-suruh dilatih layaknya anjing. Palingan duduk, makan, buang air di tempat yang bener, done...

Nah, hidup di Indonesia yang mayoritas muslim dan memang dituliskan di Al-qur'an kalau anjing itu haram membuat saya jauh dari keakraban anjing. Sebaik apapun anjing itu tadinya. Nah, kalau ngeliat ke temen-temen, juga gak jauh beda sama saya. Kalau lagi jalan kaki, ada anjing lewat aja udah sewot gak karuan. Padahal ngejar aja enggak... Belum lagi kalau dideketin, bisa-bisa udah berthaharah abis itu (cuci tangan 6x trus 1x pakai tanah...). Btw, hadist dan cerita pakai tanah belum nemu nih kenapa, karena sebagian ada yang bilang pakai sabun juga uda bersih lho...

Thursday, March 22, 2012

Memelihara hewan (part 2 -end-)

Manusia setiap saat melakukan perubahan. Lebih baik atau lebih buruk. Kalau judul lagunya Ronan Keating, Life is a Roller Coaster. Tapi bukan maksud saya menyamakan persepsi ini dengan hewan peliharaan ya... Jadi part ke dua ini saya dedikasikan untuk kelinci-kelinci yang mungkin sudah armahum bahkan punya cicit2.

Jadi dulu saya pernah memelihara kelinci. Kalau tidak salah pertama punya satu warna cokelat lalu mati karena diare. Saya sedih sekali waktu itu. Seakan-akan saya memeliharanya segenap hati seperti di komik atau kartun jepang. Tidak kapok, saya langsung beli dua, warna abu-abu dan putih. Oya, saya anti membeli kelinci yang punya warna merah dan ras2 mahal tentunya karena tdak ada duit.

Dua kelinci ini bisa dibilang cukup akur. Dua kali mereka melahirkan. Yang pertama gagal semua alias mati. Yang kedua (juga sih..). Sampai diakhir pertemuan udengan mereka, si betina tiba2 matanya mengalami pembesaran dan kalau gak salah si mau keluar gitu. Sangat rela melepas, saya kasih aja mamang sebelah rumah. Nasib dua kelinci itu dibawa ke kampung dan beranak pinak katanya. Wah syukurlah.

Jadi apa yang berubah? Dulu saya enggan sekali yang namanya makan daging kelinci. Baru baca tulisan 'sate kelinci' aja udah kasian. Sekarang malah pingin coba ngolah daging kelinci. Kayanya kalo bisa keren dan jago aja gitu..

Monday, March 19, 2012

Memelihara hewan (part 1)

Sebelum melanjutkan posting bercengkrama dengan orang luar atau meet with the other citizen, saya mau memotong dulu. Kali ini ceritanya tentang binatang. Dari kecil, saya sudah banyak makan asam garam mmelihara binatang (lebih tepatnya membiarkan). Waktu kelas satu SMP saya memelihara burung parkit.

Rasanya seneng aja. Ada yang kuning, hijau, putih, dan biru. Bunyinya juga seru aja, berisik imut lah.. Hobi ini gak bertahan lama. Kesel, karena ni burung gak bisa dielus-elus atau kasi makan dari tangan langsung. Hmm.. yasudah, rasanya tidak sampai setahun, saya bosan dengan burung ini.

Kemarin, saya iseng lewat Deptan dan melihat ada pameran dari masing-masing dinas disana. Lalu ada festival ayam dan lainnya. Salah satu stand membuat saya terkejut. Stand itu menjual burung yang tidak disangkar. Oow... How can?



Kata youtube memang bisa sih. Tapi masa tega, jual burung yang udah sangat jinak ke customer.



Ternyata, bulu paling ujungnya digunting setahun sekali. Hal ini dimaksud untuk dilatih akrobat burung oleh pemerintah DKI. Jadi si burung bukan hanya bisa dilihat semata di sangkar. Ya this kinda two sides of coin. Seru memang bisa lebih akrab sama peliharaan sendiri, tapi gak kasian kalo dia liat burung lain bisa terbang???