Menyambung dari postingan sebelumnya.
Tema pertarungan sering sekali ditonjolkan di komik komik jepang bertema laga. Biasanya disebut komik anak laki-laki atau Shounen Manga. Kalau pahlawannya perempuan disebut dengan Bishoujo. Era 90-an kebanyakan tema action ini yang meroket di Indonesia. Sebut saja Kungfu Boy, Dragon Ball, Sailor Moon, Magic Knight Rayearth dan lainnya. Baru memasuki tahun 2000, komik bertema detektif dan romance semakin banyak seperti Detektif Conan dan Salad Days.
Berhubung masyarakat kita hanya sedikit yang gemar membaca. Jadinya sangat beruntunglah kalau judul judul komik tersebut disiarkan di tv. Dan dulu harga komik terasa murah sekali dibandingkan sekarang. Namun hal ini tidak bisa kita rasakan lagi.
Tema pertarungan sering sekali ditonjolkan di komik komik jepang bertema laga. Biasanya disebut komik anak laki-laki atau Shounen Manga. Kalau pahlawannya perempuan disebut dengan Bishoujo. Era 90-an kebanyakan tema action ini yang meroket di Indonesia. Sebut saja Kungfu Boy, Dragon Ball, Sailor Moon, Magic Knight Rayearth dan lainnya. Baru memasuki tahun 2000, komik bertema detektif dan romance semakin banyak seperti Detektif Conan dan Salad Days.
Berhubung masyarakat kita hanya sedikit yang gemar membaca. Jadinya sangat beruntunglah kalau judul judul komik tersebut disiarkan di tv. Dan dulu harga komik terasa murah sekali dibandingkan sekarang. Namun hal ini tidak bisa kita rasakan lagi.
Tahun 2009 ke atas, anime atau kartun jepang yang bertemakan laga sudah sangat sedikit. Sepertinya salah satu alasan adalah protes karena genrenya tidak sesuai dengan usia penonton. Ya, memang betul, kalau di komik memang ditulis di cover belakang mengenai sasaran buku tersebut. Yang saya tahu ada tiga yaitu umum, remaja, dan dewasa. Namun masyarakat kita masih menggolongkan semua acara kartun hanya untuk anak-anak. Mungkin itulah kenapa alasannya film animasi jepang mulai berhilangan.
Contoh pelabelan komik |
Sebagai gerakan pencegahan memang betul lebih baik anak-anak menonton film yang berkualitas. Eits, memang acara berkualitas apa sih yang ada sekarang? Kalau setiap hari acaranya musik dan dibumbui gosip terus menurut saya juga bukan solusi yang baik. Menurut saya hal yang terpenting adalah membawa sudut pandang si anak untuk mengambil pesan positif dari segala cerita yang ada.
Kalau film dan komik jepang laga tersebut membawa dampak buruk, tapi orang-orang jepang lebih sopan dibandingkan kita. Tidak ada yang menyelesaikan masalah dengan cara brutal. Kalau ngobrolin soal Yakuza, mereka aja berkuasa dengan sistem lintah darat bukan mencuri atau memalak orang lain seperti preman disini. Nah berarti ada yang perlu diperbaiki dari cara berpikir kita kalau begitu.
Pengarang komik yang akan saya bahas pertama adalah Naoki Urasawa. Karyanya yang terkenal adalah Monster, 20th Century Boys, Pluto, dan saat ini sedang merintis Billy Bat. Dari segi artwork, Urasawa sangat pintar membuat mimik wajah yang sangat ekspresif. Seakan-akan kita diberikan gambar dengan situasi yang sangat natural. Setting suasana di malam hari dengan gemerlap lampu dan hujan juga menjadi ciri khasnya, padahal warna yang ada adalah gradasi dari putih ke hitam saja lho. Untuk jalan cerita, tidak bisa dipungkiri lagi plotnya sangat jenius dengan mengambil fakta dan misteri yang ada di dunia ini. Misalnya dengan membaca komiknya, kita diajak berfantasi apa yang terjadi kalau seseorang didesain untuk menjadi "pemimpin" dunia dengan cara yang salah, bagaimana jadinya kalau ramalan Nostradamus direalisasikan, atau hukum perpindahan waktu atau teleport oleh einstein benar-benar ada. Cara pengemasannya pun beda sekali dengan cerita sejenis buatan Hollywood.
Komik kedua dan ketiga adalah karangan Oda dan Kishimoto yaitu One Piece serta Naruto. Keduanya bersaing di pasaran jepang hingga saat ini. Keduanya memiliki goresan yang diinspirasi oleh Akira Toriyama pengarang Dragon Ball. Perbedaannya, One Piece karakternya sangat erat dengan Disney, binatang, dan warna yang dimilikinya cerah serta cenderung tabrakan. Kalau Naruto, warnanya cenderung lebih soft sehingga gambarnya bisa lebih detail yang kita baca. Ceritanya pun sangat kompleks, bahkan 2 volume komik bisa hanya satu pertarungan saja. Kebayang gimana skenarionya ditulis coba.
Komik terakhir adalah komik buatan clamp. Clamp terdiri dari empat tante-tante. Dan mereka bekerja tanpa asisten sama sekali. Sudah banyak komik yang mereka terbitkan dan sukses di pasaran. Satu komik yang akan saya bahas disini adalah Xxx-Holic. Nah di komik ini, saya belajar bahwa segala sesuatu pasti ada harganya. Tapi yang dimaksud barang disini bukan sembarang benda. Bisa jadi untuk meminta suatu hubungan harganya adalah nyawa atau lainnya (serem gila). Di komik ini banyak sekali disangkut pautkan dengan mitos dan legenda yang ada di jepang. Serta kejadian sehari-hari yang bisa banyak diambil hikmahnya. Salah satunya adalah cerita dimana si pemilik toko bertemu dengan seorang gadis yang hidup abadi. Ternyata gadis tersebut adalah Yaobikuni atau orang yang pernah memakan daging manusia duyung.
Nah pesan saya sekali lagi adalah cermatilah apa yang anda baca atau tonton mulai dari sekarang. Kalau anda jeli pasti akan ada yang diambil pelajarannya.
20th century boy gw liat filmnya,komiknya agak males soalnya panjang.haha.tapi beneran ceritanya keren, gw setuju.kalo gambar komik paling bagus menurut gw dragon ball.conan gw koleksi dari 1 sampe no 33, tapi sekarang agak males juga lanjut baca,terkesan dipanjang2in
ReplyDeletewah senangnya dibaca sama wartawan metro tv blog saya hahaha... Iya tapi kalau filmnya 20th century boys gak terlalu natural walau jalan ceritanya malah lebih jelas dibanding komiknya yang endingnya rada ngejelimet... Connan nunggu tamatnya aja kali ya...
Delete