Sunday, February 5, 2017

Pattaya dan Thai



Kalau ditanya, kenapa ke Thailand lagi? Jawab gua cuma melengkapi destinasi yang belum kejangkau sewaktu pertama kali datang kesana.

So, perjalanan kali ini gua datang ke tempat tempat mainstream yang semua orang pasti kesana.
1. Pattaya
2. Cha tu Chak Market
3. Wat Arun dan Wat Pho
4. Asiatique
5. 4 Faces Budha

Sewaktu ke Pattaya, awalnya kita membayar lebih mahal sedikit harga transportasi ke sana. Jadi, saya dan Ryan langsung membeli satu tiket van, yang ternyata ada bus juga. Tetapi sewaktu pulang, barulah saya senyum sendiri. Karena kata orang Indo yang ke Pattaya dengan naik bus siang itu juga, waktu tempuhnya lebih lama. Maklum, bus bukan van yang bisa nyelip nyelip. Walaupun gua sempet kedempet tiga penumpang sewaktu belokannya agak tajem,

Beberapa hari yang lalu, gua baru tahu ada waterpatk super besar dengan tema Cartoon Network di Pattaya. Kalau sekarang saya ditanya, di Pattaya ada apaan? Yang bisa saya rekomendasikan kalau kamu anak baik baik adalah Museum Ripleys believe it or not atau Pulau Koh Larn (yang saya gak jadi kesitu sih). Tapi kalau kamu mau nakal, banyak pijet pijet yang sejenis atau lawan jenis, apalagi kalau jalan ke walking street starting bedug Maghrib digendangkan. Mau show apa aja juga ada.

Hal memorable yang saya ingat di Pattaya adalah berjalan kaki ke terminal bus dari pusat kota. Dan itu memakan waktu 90 menit. Awalnya kita berencana pulang jam 5 sore dari Pattaya dan berenang di apartemen malem malem. Tetapi karena kesombong dan kesotoyan kita semua, akhirnya kita jalan kaki sambil ngeliatin peta. Yang awalnya jalannya rame dengna pusat hiburan sampe remang remang, tempat spa luxury, sampe gelap semak semak juga ngelewatin. Begitu sampai terminal bus, kita bertiga girang bukan main. 

Cha tu Chak Weekend Market, tidak ada yang bisa menyanggah kalau memang ini pasar tumpah ruah yang pelapaknya aja nggak bisa rekomendasi untuk cari barang lain kalau bukan satu blok. Saking besarnya. Kalau perempuan mungkin langsung ludes uangnya. 

Wat arun dan Wat pho, penting sih kalau kamu suka sejarah. Kalau Grand Palace waktu tahun 2010 saya sudah pernah. Di tahun 2016, karena masih dalam masa berkabung raja, maka istana dikelilingi oleh pagar berlapis lapis. Kalau mau masuk dicek identitasnya, entah itu passport atau apapun. Kalau pakai baju hitam, sudah pasti itu masyarakat Thai.

Di sekitaran istana disediakan banyak sekali tenda untuk konsumsi atau minum peziarah. Kita pun dapet minum dan pisang goreng yang dibumbu daun pandan dan kacang tanah. Hebat ya, bisa kompak satu masyarakatnya karena cintanya dengan raja mereka.

Waktu ke Asiatique, gua minta ditemenin sama adek kelas yang ngejar s2 atau s3 ya? (lupa, sori yaa yunda). Jadilah akhirnya kita makan makanan yang punya logo halal. Tempatnya seberang KFC, nyeberang jalan dikit. Di Asiatique pun gua ditunjukkin satu toko yang barangnya lebih bagus dan lebih murah dibanding di MBK. Kalau mau nonton banci, calypso ya di Asiatique ini tempatnya. Kalau gak suka belanja, setidaknya coba nyeberang pakai kapal. Itulah salah satu experience yang menarik.

4 Faces Buddha, alasan kita berkunjung kesitu karena dekat dengan Masjid tempat kita juma'atan, Dan khutbahnya menggunaan bahasa Thai dan Inggris. Kalau di 4 faces buddha, tidak ada hal yang cukup menarik sih. Cuma pengen aja mampir.

Sekian short report dari Saya








 

2 comments:

  1. Di Thai liat banyak perempuan ajaib g Kak? Beneran cantik kayak dibilang d tipi2 itu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada aja, yaa tergantung mereka perawatan atau nggak Na. Hehe...

      Delete