Saturday, February 11, 2017

Belanja Online

Indonesia negara yang termasuk kategori ngekor sama negara negara maju. Di saat mall mall di luar negeri sudah banyak, kita masih ngebangun dan terus ngebangun. Dan ketika kita masih ngebangun Mall, negara negara maju sudah masuk ke eranya E-Commerce atau belanja online. Parahnya, mall mall yang dibangun di negara negara maju akhirnya jadi terbengkalai. Karena masyarakatnya prefer beli lewat online. Buat retail juga akan lebih murah, karena tidak usah bayar sewa. Jadi mall mall tutup pastinya cuma tinggal nunggu waktu.

Perang diskon belanja online sudah mulai cukup sering di Indonesia. Ada juga sih yang jual melalui media social, yang pastinya harus spamming sebagai cara mereka untuk promosi. Been there, done that kok. So far, akun apapun di gua cuma ada spamming tambah followers, belum ada pelangsing, peninggi, atau obat kuat.

Balik lagi ke belanja online. Beberapa kali gua merasakan jadi korban atau penderita. Bukan karena ditipu, tapi karena tidak sesuai dengan ekspektasi. Inilah uraiannya.

1. Barang yang dibeli tanpa lihat detail spesifikasinya
Ada tiga barang yang gua salah beli yaitu rice cooker, temper glass handphone, dan kemeja putih. Rice cooker yang gua beli sewaktu harbolnas Desember lalu ternyata ukurannya kecil. Gua cuma lihat dari bintangnya aja yang banyak dan yang mereview. Walau akhirnya bisa dipake, kondisinya mulus.
Nah, kalau temper glass, gua salah beli. Harusnya untuk iphone 6, gua belinya iphone 6+. Sewaktu mau pasang sendiri, jadi bingung. Setelah sadar dan kecewa salah beli, timbul inisiatif untuk menggunting. Dan ternyata, temper glass itu gak bisa digunting, yang ada malah retak seribu. Bagian belakang temper glassnya masih ada tuh, mulus, Kali aja ada yang mauk.
Ketiga, adalah kemeja putih merek Alisan. Bukan ukuran yang salah beli, tetapi modelnya. Ketika paket datang, gak gua buka. Langsung gua masukin tas untuk dipakai besok ke kantor. Sewaktu mau ganti baju di loker, baru nyadar kalau lengan bajunya itu pendek. Harusnya yang gua beli tangannya panjang.

2. Sepatu, baju, atau celana.
Untuk barang barang yang melekat di badan, gua agak sanksi untuk beli online. Bisa dari bahannya bisa juga dari ukurannya. Barang barang itu bisa jadi beda model, beda ukuran juga. Apalagi sepatu, karena gua anaknya mengutamakan kenyamanan daripada estetika. Mana enak jalan jalan matching baju sampai celana, tapi kuku kaki cenat cenut karena tabrakan terus sama ujung sepatu. Untuk celana gua memberikan pengecualian yang menggunakan karet.

3.Barang yang sellernya gak bales bales chat
Sebelnya kalau udah terlanjur bayar apalagi sampe rumah, dan berujung gak sesuai sama detail atau kurang informasi di buku panduan. Akhirya harus buka referensi dan belajar sendiri dari oom google.

Kamu punya pengalaman menyebalkan? tulis di komen y

1 comment:

  1. Sekarang tren nya malah less is more. Belanja lah barang barang yang dibutuhkan bukan yang diinginkan atau bukan karena diskon hehehe

    ReplyDelete