Saturday, February 28, 2015

"Pegal pegal" di Mesjid Nabawi


Alhamdulillah wasyukurillah. Salah satu bucket list yang saya tulis di blog (about me) ini telah diwujudkan oleh Allah swt. Tentunya saya belum berjodoh pergi ke Turki. Bersyukur juga kalau ibadah umroh tersebut saya nikmati bersama dengan keluarga dan dibimbing dengan Tur yang sangat profesional. 

Kami mengambil paket sembilan hari dengan rute Jakarta-Madinnah-Mekkah-Jeddah-Jakarta. Sedangkan, tour travel lainnya memiliki rute yang sama, hanya mungkin dibolak balik saja. Kalau akomodasi dan trasnportasi ya disesuaikan lagi dengan harga yang diberikan dan dijanjikan oleh tour.Seperti jarak antara hotel dengan mesjid atau kualitas makanan yang diberikan.

Beberapa travel lain ada juga yang menawarkan tambahan paket berkunjung ke Mesir, Turki, atau negara tetangga lainnya. Karena hal ini juga bisa jadi aji mumpung buat orang Indonesia yang sudah jauh jauh terbang dari Asia Tenggara. Padahal, ibadah umrohnya sendiri hanya dilakukan di Mekkah. Seperti warga negara India yang lebih dominan hanya berkunjung ke Mekkah saja untuk melakukan ritual Umroh.

Saya inget betul, terakhir kali Ibu saya umroh beberapa tahun lalu. Beliau membawa pulang salep panas yang mujarab menghilangkan rasa pegal pegal di badan. Panasnya lebih pas dari merek komersial yang terkenal di Indonesia. Jadi di benak saya, umroh itu harus jaga kesehatan, berolahraga, dan makan yang sehat menjadi pedoman saya lah sebelum berangkat. Pokoknya jangan sampe sakit sewaktu disana, atau tidak, rugi pastinya.


Desain Interior
Tidak ada bayangan sama sekali bagaimana kompleks Mesjid Nabawi pada awalnya. Yang ternyata sangatlah luas. Menurut wikipedia saat ini sudah bisa menampung 535.000 jemaah. Konstruksi bangunannya sangat lekat dengan arsitektur arab. Di dalamnya terdapat lampu gantung kristal dan dihiasi oleh kaligrafi asma Allah maupun ayat quran. Karpetnya berwarna merah dan sangat empuk. Di semua pelataran disediakan air minum gratis (non zamzam) yang disimpan dalam dirigen dengan pilihan dingin dan tidak dingin. Kemudian sirkulasi ac secara sentral yang didistribusikan sangat apik. Untuk memperluas pelataran Mesjid Nabawi, maka dibangunlah payung payung di pelataran luar yang membuka dan menutup sesuai dengan yang dijadwalkan. Tidak hanya payung, bahkan benerapa kubah di dalam mesjid bisa dibuka tutup untuk melancarkan sirkulasi udara. Maka dengan luasnya mesjid ini pasti kebayang begitu pegelnya kaki kalau kalau sampai disorientasi mesjid. Karena bisa jadi kita lupa masuk dan keluar dari pintu yang mana ya? 

Kegiatan di masjid nabawi tidal jauh dari shalat, zikir, membaca quran, dan berdoa. Setiap menjelang pagi, kira kira pukul tiga pagi kami sudah pergi ke mesjid untuk mengambil posisi di pelataran belakang mimbar tempat dulu Nabi Muhammad SAW berkhutbah. Apabila sudah penuh, area itu ditutup dengan tirai sehingga tidak ada lagi jamaat yang bisa masuk. Salah satu tips ke Raudhoh yang diberikan oleh pembimbing kami, adalah dengan menunggu dari pagi pagi di pelataran tersebut. Maka setelah shalat subuh usai dijalankan, kami harus langsung bergegas ke depan melewati puluhan jamaat hingga sampai ke Raudloh. Dzikir dan doanya nanti begitu sampai disana.

Suasana di Raudlah
Oke, Raudhoh itu apa sih? Raudlhoh artinya taman surga, lokasinya berada di antara mimbar dengan rumah Nabi Muhammad SAW (yang ditunjukkan dengan kubah berwarna hijau). Kalau kamu sudah sampai raudloh, karpetnya lebih empuk dan berwarna hijau. Jika kamu berdoa disini Insya Allah mustajab dan akan dikabulkan oleh Allah swt. Perlu diingat, untuk tips di atas jika kamu mau melakukan maka hanya bisa doa dan dzikir saja, Karena tidak ada shalat yang berlaku setelah waktu subuh hingga matahari terbit atau disebut shalat syuruq.

Nah, hari ketiga di Mesjid Nabawi sewaktu saya menunggu azan subuh. Tiba tiba di bawah belikat saya seperti ada yang menusuk dengan benda tumpul sangat keras. Alhasil rasanya kaku dan pegal pegal. Karena saya tidak membawa salep atau minyak panas, jadi hanya bisa dipijat sekenanya saja. Lagian, mau gerak yang aneh aneh juga terbatas di dalam mesjid. Setelah pulang dari mesjid dan berwisata ke Mesjid Quba, saya meminta Kakak untuk memberikan salep panas di bagian tersebut karena posisinya yang ribet. Lama kelamaan sakit dari pegal pegal tersebut berangsur angsur hilang. Hanya ada beberapa gerakan yang mengakibatkan sakit namun bisa ditahan. Intinya, pegal pegal itu tidak mengganggu kegiatan saya sehari hari lah. 

Cerita berpindah ke hari akhir dimana saya sudah menjalankan umroh di Mekkah. Pagi itu kita sudah menjalankan thawaf perpisahan, shalat subuh, dan packing. Di saat rombongan kami akan sarapan. Salah satu jamaat mendapatkan telepon misterius yang mengatakan bahwa anaknya dirampok dan membutuhkan uang. Kala itu pukul 07.00 pagi waktu Mekkah. Yang berarti jam 11.00 siang waktu Jakarta. Kalau mau menipu agak tanggung juga, karena waktu terlelap lah yang paling mudah membuat terapi kejutan kepada korban.

Namun setelah dilacak secara pelan pelan, kejadian tersebut murni penipuan. Ketika anaknya ditelepon, tidak ada kejadian apa apa yang menimpanya. Cerita pendek ini membuahkan sebuah perbincangan di dalam bus ketika akan bertindak ke Jeddah. Ustadz kami mengajarkan dzikiran untuk terhindar dari gangguan kejahatan baik itu yang secara nyata maupun spiritual. Kemudian cerita bergulir menjadi dzikiran untuk mengeluarkan jin atau ilmu ghaib dari dalam tubuh.

Semua orang bisa melakukan ini. Tidak perlu sampai ke Ustadz, Kyai, bahkan orang pintar. Dzikiran yang perlu dibaca oleh korban adalah membaca taawudz 100x, surat An-nas 100x, dan surat Al-Falaq 100x. Apabila dirasa pusing atau mengantuk harus dilawan agar kita tidak tertidur. Maka sambil  berzikir, bisa digabungkan dengan beraktifitas fisik. Nanti, ilmu atau jin tersebut akan keluar melalui berbagai macam hal seperti bersin, batuk, BAB, BAK, sendawa, berkeringat, dan lainnya.

Satu hal yang membuat saya shock adalah ketika si ustadz mengatakan tempat bermukimnya si jin. Salah satunya adalah di bawah tulang belikat. Rasanya akan pegal, kaku, dan sakit.

 "Astaga, itu Gue banget !!!" 

Kakak saya yang kemarin bantu mengolesi minyak panas langsung menoleh ke saya. Sepulangnya dari Umroh saya sering melakukan dzikiran tersebut. Walau tidak parno parno banget sih. Yang penting tidak sampai tahap keluar suara perempuan atau macan ketika kesenggol sama si Jin. Kali aja saya famous buat mereka makannya pada mau kenalan.

No comments:

Post a Comment