Friday, November 1, 2013

Secuplik kisah di derawan


Hingga saat ini belum banyak pantai yang saya datangi. Pantai merupakan batas antara daratan dan lautan. Tidak semua pantai dipenuhi dengan hamparan pasir yang luas. Pantai juga ada dalam bentuk batu atau karang. Kalau untuk kepentingan bermain, berjemur, pastilah kita harus menuju pantai yang berpasir.

Derawan, berada di kabupaten berau, kalimantan timur. Kalau di peta seperti ada di moncong pulau kalimantan. Pulau ini memiliki pantai yang berpasir. Kalau malam, penyu biaa bertelur di pulau ini. Hanya saja karena semakin banyaknya kegiatan pariwisata, penyu yang mampir ke pulau ini untuk bertelur semakin menipis. Tapi anda tidak usah kuatir, di pinggiran pulau ini masih banyak aneka satwa laut yang memunculkan diri.

penyu ini nangkring dari pagi hingga sore
 Dari pagi hingga sore pasti selalu ada penyu yang merumput di pinggiran pulau. Terkadang kepalanya muncul untuk mengambil oksigen di permukaan laut. Tidak hanya penyu, tapi saya juga bisa melihat ikan fugu atau buntal, sotong, gerombolan ikan kecil, kima, bulu babi, bintang laut, ikan ikan besar, hanya dari pinggiran laut saja lho. Tidak perlu menggunakan boat kaca, snorkeling, atau ke pulau kecil lainnya.



Lalu dimana penyu tadi bertelur. Masih ada satu pulau yang bernama Sangalaki. Di pulau tersebut konservasi penyu dijaga. Pulaunya penuh dengan pasir yang landai. Di dalam pulaunya, penuh dengan pepohonan dan banyak biawak yang berukuran jumbo serta bangsa aves lainnya. Tukik tukik yang ketahuan menetas, diselamatkan dan dilepas keespkan harinya.

Info yang saya dapat dari warga asli derawan. Sejak dulu mereka diikutsertakan dalam penangkaran hewan yang dilindungi ini. Jadi mereka mendapatkan uang apabila membantu menangkar penyu hingga kurun waktu 4-5 bulan.

Akan tetapi, semenjak tahun 2006, banyaknya lsm yang ikut andil merubah kebijakan ini (katanya). Menteri lingkungan hidup menyetujui gagasan penangkaran dihapuskan. Jadi konservasi ini dibiarkan natural apa adanya.

Padahal menurut nara sumber, istilah hanya satu penyu yang dapat bertahan karena predator dan alam sangat tidak mungkin untuk dilakukan saat ini. Hal ini diakuinya karena sulitnya melihat penyu mud berukuran sedang yang berenang di pulau derawan. Kalau memang teori itu benar harusnya saat ini sudah banyak penyu penyu berukuran tersebut disini katanya.

Sebagai orang yang cuma main sebentar, tentunya saya tidak bisa menunjuk akar permasalahannya. Toh saya gak ketemu sama pihak lsm maupun kementerian lingkungan hidup. Yang pasti, program ekologi seperti ini yang harusnya diikutsertai oleh masyarakat setempat. Sekian dulu cuplikan kecil cerita ini.





Have a nice weekend.

5 comments:

  1. ubur-ubur yang ga nyengat itu dra di derawan juga kan? nyobain renang sama mereka juga ga? semoga suatu hari nanti gw bisa nyelam disana :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup gw kesana juga Za, cuma ada dua di dunia. Palau Filipina dan Berau. Mesti kesana..

      Delete
  2. hmmm eksotik itu pulau,,,tapi jujur memendam kerinduan ingin berenang bersama ubur2

    ReplyDelete
  3. pengen banget ke sana Ndra...nanti share ya budget dan itinerary lebih lanjut :)

    ReplyDelete