Sunday, July 21, 2013

Burger ku untuk siapa?

Hal ini bermula dari saya yang pulang lebih larut dari biasanya. Seharusnya Saya sudah meninggalkan daerah Senayan dari jam 17.00, namun pekerjaan yang belum rampung membuat saya harus merelakan waktu tiga jam lebih lama di kantor. Biasanya, Saya udah senewen kalau mesti over time. Karena saya terbiasa kerja on time dan tidak mengulur-ulur. Entah kenapa tidak ada rasa itu tadi.

Saya pulang dengan membawa meal sebuah burger, kentang goreng, dan air mineral di jalan. Di perjalanan, Saya tidak sengaja untuk mampir dulu ke sebuah warung tenda membeli makan malam. Saat itu, hanya Saya yang membeli, Terlihat sang penjual senang sekali ketika saya membeli Tahu Gunting walaupun hanya satu porsi. Roman romannya, pengunjung sudah sepi kalau di atas jam 08.00. Kondisi itu sangat bisa Saya pahami sebagai orang yang bekerja di perusahaan makanan.

Tiba-tiba, Saya teringat belum sedekah dalam materi hari ini. Dan saya coba meniatkan untuk memberikan makanan yang tadi saya bawa. Kali aja, dengan memberi hadiah bisa membuat pedagang tersebut lebih senang hari ini. Tetapi tiba tiba saja niat tersebut tenggelam, Entah kenapa. Dan saya melakukan transaksi seperti biasa, lalu pulang.

Untuk sampai ke rumah di atas jam 08.00 malam saya harus jalan kaki selama lima menit karena angkutan sudah tidak ada. Di tengah perjalanan, "sebuah motor berjalan pelan dan menghampiri saya. Biasanya sih ini mau tanya arah jalan", kata saya dalam hati. Motor tersebut berisi empat orang. Satu bapak, satu isterinya, dan dua anak kecil. Bapak tersebut langsung berbicara dengan suara parau. "Dek, bisa minta tolong, saya mau pulang ke Bogor tapi gak punya bensin. Tadi cuma punya 10.000 buat buka semuanya".

"Waduh, hari ini random banget", pikir saya. Saya menanyakan rute perjalanan si Bapak, dan Dia menjelaskan kalau baru saja berkunjung dari rumah temannya di daerah Jakarta Timur untuk pengobatan Ayahnya. Terlepas dari cerita apapun yang mengada-ada atau tidak.

Saya tidak masukkan ceritanya ke telinga, apalagi hati. Yang Saya ingat, hanyalah masi ada burger di tas Saya. Dan, pasti dua anaknya belum makan daritadi. Akhirnya Saya berikanlah uang bensin dan burger. Ucapan syukur dan terimakasih pun keluar dari mulutnya. Sesingkat itu pertemuan tadi. Dan kami pun berpisah.

Kalau saya tidak Overtime apa Bapak tersebut bertemu Saya ya?
Kalau dalam perjalanan saya makan burger tersebut bagaimana ya?
Kalau Tukang Tahu tadi saya beri burger, berarti bagaimana ya jadinya tadi?

Semua peristiwa di dunia ini pasti ada alasannya.
Rizki tidak pernah tertukar,
Terkadang Tuhan itu ajaib dalam memberikan suatu kejadian pada umatnya.

Semoga Bapak tadi selamat sampai tujuan.

2 comments:

  1. Alhamdullilah masih dikasih ujung yang bahagia

    ReplyDelete
  2. ATP: ALhamdulillah...

    ReplyDelete