Ringkasan perjalanan saya sampai saat ini saat bepergian dengan kereta listrik Trek Bogor Jakarta membuahkan beberapa cerita yang tidak lazim. Saya pikir sebagian cerita ini menggelitik dan sebagian lagi menyenangkan, mari dibahas:
1. Pengamen dengan lagu bule (2011)
Waktu itu masih di stasiun Bogor,
menunggu Commuter Line untuk berangkat. Dua orang pengamen yang masih muda masuk ke kereta yang saya naiki. Satu orang membawa
gitar dan satunya lagi membawa drum. Setelah mereka membuka percakapan dan
salam, lagu yang dimainkan adalah lagu jason Mraz yang berjudul 'Make It Mine'. Suaranya cukup nyaring buat nyanyi di kafe-kafe. Setelahnya dia pergi
ke gerbang sebelah, dia kembali lagi mendendangkan lagu bule lain, kali ini 'Save the Last Dance for Me' Michael Buble. Sebenarnya musik Indonesia banyak yang tidak kalah bagus dengan musik luar, hanya saja banyak penyanyi jalanan yang tidak 'ikhlas' dalam mendendangkannya. Atau mungkin memang tidak berbakat?
2. Pawang binatang (2012)
Kali itu saya akan pulang ke rumah dari Bogor. Seorang bapak paruh baya, duduk mengantuk di seberang saya,
dengan tangan dilipat ke badannya. Bapak itu membawa sebuah karung plastik berwarna putih yang diletakkan di jalur jalan penumpang. Awalnya, saya tidak terlalu menaruh perhatian kepadanya. Hanya melihat sesaat kemudian fokus membaca novel dan mendengarkan lagu dari headset. Hingga saya
menyadari ada sesuatu yang bergerak-gerak di satu sudut mata saya. Ternyata, karung berbahan plastik putih dan
berjalan-jalan. Sontak, seorang bapak yang duduk di sebelahnya juga
curiga dan mulai membangunkannya. Bapak itu dengan tenang menarik karung
itu agar dan menepuk-nepuk - karung tersebut tidak bergerak. Namun, tidak lama, karung itu bergerak lagi, gerakannya malah lebih liar, hingga si bapak paruh baya menarik kembali dan menepuk nepuk lebih banyak.
Penasaran, Bapak disebelah bertanya, "Itu apa
pak?".
Saya membaca dari gerak bibir si Bapak paruh baya dan jawabannya "ular"
Ow.. Man, perlukah ada peraturan tidak boleh membawa binatang di Commuter Line?.
3. Petugas tak komunikatif (2012)
Jadi cerita kereta kecintaan umat jabodetabek ini semakin hari
semakin berkembang guys. Waktu itu saya pernah naik yang udah dimodif.
Tiap gerbongnya udah mulai ada announcement tentang setiap stasiun yang
kita lewatin, jadi kalian semua gak perlu repot ngintip ngintip, apalagi
kalo udah malem, ganggu banget. Ditambah, adanya tv kecil di tengah gerbong
yang nunjukin program kerja PT KAI sama lokasi yang kita tuju by Google Map gitu. Semoga setiap gerbong buruan dipasang sistem ini dan bisa dijaga
dan dirawat bersama dengan baik. Apalagi harganya bakal naik beberapa
bulan ke depan.
.
Suatu hari di Bulan Ramadhan 2012, saya
akan ngabuburit bareng anak-anak 18th Triu. Saya
berangkat dari Stasiun Sudirman dan ada dua pilihan jenis kereta, Ekonomi dan Commuter Line. Pilihan untuk naik Commuter Line harus menunggu
waktu yang lama (sekitar 45 menit). Sedangkan Ekonomi akan sampai sebentar lagi tapi cuma sampai
Depok. Akhirnya si petugas loket bilang naik ekonomi aja. Dikasihlah
tiket cuma sampai depok. Pas saya tanya si petugas yang meriksa karcis
di pintu masuk, dia bilang "Iya nanti ganti kereta aja disana (Depok)".
Singkat cerita saya
naik si ekonomi dan udah berhenti di Stasiun Depok Lama, si pedagang asongan
kereta ekonomi langsung teriak teriak "transit ke kanan ya yang lanjut
ke bogor". Ya, saya ngikut aja sama arus kebanyakan. Nah tiba-tiba yang
dateng Commuter Line gitu, bukan ekonomi. Mau ke loket lagi untuk tuker
tiket gak cukup waktunya. Mau nanya petugas gak ada. Nah, akhirnya gua
nanya ke orang dengan random sampling emang bisa ya pake tiket begini?
katanya "naik aja mas, Ini yang namanya transit".
Oooh kata gua.
Oooh kata gua.
Di
gerbong pun gak ada petugas yang meriksain. Voila begitu gua keluar di
bogor kenalah gua. Dendanya sih harusnya 50 ribu, tapi karena gua bilang
salahnya si petugas stasiun sudirman akhirnya saya disuruh beli tiga
tiket yang berakhir dengan diambilnya sama petugas itu tanpa dirobek.
Yaah gak tau direambers ke kantong dia atau nggak.Yasalam.
4. Anak Minggat (2013)
Kali ini kejadiannya bertepatan dengan Bulan Ramadhan lagi. Saya hendak pulang dari buka bersama menuju Jakarta. Tahun ini, telah diadakan tarif progresif sehingga semua kalangan bisa menikmari layanan ini. Harganya pun sangat terjangkau apabila akan melakukan perjalanan dengan jarak yang sangat dekat.
Kenehan kali ini muncul ketika kereta berhenti di Stasiun Bojonggede. Suara operator stasiun biasanya hanya akan menginfokan mengenai tujuan akhir kereta yang baru atau akan datang. Tapi kali ini ada suatu yang spesial, malam itu stasiun menginfokan pengumuman layaknya di mall mall.
"Kepada Saudara Junaidi, ditunggu kehadirannya di loket stasiun oleh Ibu Rita"
"Sekali lagi, kepada Saudara Junaidi yang berada di rangkaian Commuter Line tujuan Manggarai ditunggu kehadirannya"
Sekilas saya agak mendengar, si operator agak terkekeh di ujung kalimat dia berbicara. Pikirku, spesial sekali ini orang, sampai bisa dipanggil oleh petugas stasiun lewat speaker. Apa ada info yang sangat urgent ya?
Pintu kereta pun menutup dan melanjutkan perjalanannya. Tanda bahwa si Junaedi sudah turun dari kereta ini, pikir saya. Tidak lama dua orang petugas kereta lalu lalang di gerbong ini. Kalau dulu tugas mereka meriksa karcis satu per satu, tapi sekarang jobdesc itu kan sudah gak ada.
Akhirnya ketahuan lah ketika kereta ini sudah sampai di stasiun Lenteng Agung, seorang laki-laki berumuran 10 tahun menggunakan jaket dengan penutup kepala diinterogasi oleh petugas kereta. Anak itu duduk sebaris oleh saya. Ketika diinterogasi dia pura pura tertidur. Saya kira tadinya ada orang yang OD di kereta. Namun ternyata, dialah sang Junaedi yang diumumkan di stasiun tadi. Ternyata dia kabur dari rumah entah apa motifnya. Lah, bulan bulan puasa begini kok ya kabur. Anak itu kemudian dibawa turun dan diajak kembali menuju Bogor.
Kira kira ke depannya ada pengalaman aneh apa lagi ya?
banyak juga ya ceritanya dan seru-seru.
ReplyDeleteAkademi Telkom Jakarta