Thursday, February 7, 2013

Safari Hunt !!! Penguin.


 Dapet tiga hari libur berturut-turut di hari Senin hingga Rabu mencetuskan saya untuk sedikit liburan. Pada hari selasanya jatuhlah trip jalan-jalan ke Taman Safari lagi. Alesannya karena disana lebih banyak yang bisa dilihat dan dinikmati dibanding ke Cibodas atau Kebun Raya Bogor. Ditambah saya ingin menghirup udara segar pegunungan karena sumpek dengan udara AC yang ada di mall.

Tujuan utama ke Taman Safari inginnya mencoba suatu petualangan yang baru yaitu bergajah ria. Saya sudah menelepon sehari sebelumnya tentang trekking taman safari dengan gajah. Harganya ada dua paket 250.000 dan 350.000. Bedanya kalau 250.000 berdua dan jalurnya lebih pendek, tapi kalau yang lebih mahal hanya sendiri namun dapat lebih banyak merchandising. Udah gitu jalur yang diambil sampai ke gunung.

Tiket weekday ke Taman Safari untuk dewasa adalah 140.000 ditambah kamu bisa nyobain semua arena permainan masing-masing sekali. Setelah kita masuk dan berkeliling melihat hewan di alam terbuka. Karena jarak saya berkunjung sebelumnya tidak terlalu jauh membuat saya tidak begitu takjub dengan kondisi yang sekarang. Walau beberapa bangunan untuk hewan banyak yang baru lho. Contohnya seperti kandang macan sumatra yang dibuat seperti rumah gadang. Pintu masuk mobilnya juga didesain seperti asal binatang tersebut.

Harimau Bengala (life of Pi) lagi mejeng

Setelah selesai berkunjung keliling dengan mobil. Langsung lah saya mencari parkir dan bergegas menuju tempat berkendara gajah. Disana sudah ada lima hingga enam gajah yang dipasangi tempat duduk dipunggungnya sedang asik makan rumput. Ketika saya tanyai mengenai paket untuk trekking ke gunung, si pelatih gajah mengatakan kalau jalannya licin akibat hujan. Jadi pupuslah sudah saya untuk mencoba pengalaman baru. Kalau yang harganya lebih murah, tidak jauh berbeda dengan melihat dengan mobil. Hanya saja nanti ada adegan nyemplung ke air bareng si gajah.Niatan naik gajah pun saya urungkan dan dicita-citakan untuk kunjungan selanjutnya dikala bukan musim hujan,

Saya pun beranjak untuk melihat leopard salju yang merupakan koleksi baru dari satwa taman safari. Lokasinya dekat dengan kangguru dan baby zoo. Nah ini dia yang saya kagumi selanjutnya. Kandang untuk si leopard sangat berkelas. Saya jadi mengingat kembali kelengkapan informasi yang diberikan Singapore Zoo 6 tahun yang silam. Jadi di samping kandang, ada info lengkap mengenai hewan dengan bahasa inggris dan indonesia, ada jadwal pemberian makan, asal spesies, dan info menarik lainnya. Horee maju terus development Taman Safari Cisarua.


Banyak lagi hal yang kelihatan pembangunannya selain kandang jaguar. Ternyata site untuk kampung papua sudah selesai di bangun. Arsitektur interiornya menyenangkan. Disana juga dipajang pernak pernik khas papua ditambah ada manekin orang pedalaman yang dipajang di dalam etalase.

Sambil berjalan-jalan, saya masih kepikiran, apa yang bisa saya coba hal baru dari taman safari. Pertunjukan gratis yang ada masih tetap sama. Entah mengapa wild wild west menjadi flat untuk saya. Apakah karena setelah jalan-jalan dari Ancol banyak pertunjukan sejenis membuat saya menjadi lebih tidak kagum? Atau karena ini yang kedua kalinya?

Akhirnya saya memilih untuk memberi makan penguin dan bisa memegangnya. Tapi ini dikenakan biaya tambahan lho. Untuk bisa memegang dan melihatnya dari dekat dikenakan biaya 100.000 rupiah per orangnya. Kita diberikan beberapa ikan salem yang didampingi oleh bapak pengasuh pinguin. Ngomong-ngomong si bapaknya ini udah empat tahun mengurusi penguin. Dengan pengalaman sebelumnya 20 tahun di taman safari merawat beruang kutub yang sudah meninggal karena ketuaan. Dahulu, pinguinnya cuma ada 10 ekor, karena berhasil mengembang biakan sekarang ada sekitar 30-an ekor (sudah sampai ke cucu-nya segala). Umuran empat bulan, penguin sudah bisa sebesar si induknya. Dari sekian banyaknya penguin, cara membedakannya memang diberikan gelang disayapnya. Namun, si Bapak hafal benar lho penguin yang muda dan tua dengan sangat jeli. Penguin disini tidak diberikan nama seperti manusia tapi namanya adalah nomor sesuai urutan kelahirannya. Semakin muda si penguin maka kurang bisa berebut ikan dengan saudaranya yang lebih tua. Oya si Bapak Penguin ini bahkan tidak bisa meninggalkan si penguin lebih dari dua hari. Lebih dari itu pasti si penguin merasa kehilangan dan mulai ada yang sakit. Hiks mengharukan ceritanya bukan?

 Sebelum dan sesudah memberi makan penguin kita harus mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun sehingga bersih. Kemudian barulah kita masuk ke dalam kandang. Begitu masuk, puluhan penguin langsung menyerbu karena pasti tahu bakal dikasih makan. Paruh Penguin lumayan tajam dan bisa mencabik kulit kalau tidak hati-hati. Makanya untuk memberi makan ikan, ada instruksi dari si Bapaknya. Jadi sebelum diberikan, si ikan kita gantung dalam jarak yang tidak terjangkau oleh si penguin. Barulah setelah itu kita bisa melepas si ikan. Nanti mereka akan saling berebut ikan yang sudah didapatkan. Yang saya baru tahu lagi ternyata mereka bukanlah binatang yang berbagi makanan. Ikan yang sudah didapatkan, dibawa kabur jauh-jauh dan dimakan sendiri.

Rasanya menyenangkan bisa sedekat ini dengan ciptaan tuhan yang banyak berkembang biak di antartika. Kata si Bapak Pimguin dalam waktu dekat akan ada kerjasama dengan Kebun Binatang Jepang untuk menambahk koleksi penguin dengan spesies yang berbeda. Wah sukses terus untuk kemajuan Taman Safari Cisarua.

Next trip selain bertrekking dengan gajah kalau ada umur saya juga pingin berenang dengan lumba-lumba, Mengingat katanya sirkus lumba-lumba isunya mau dihentikan. Sepertinya ide tersebut menarik. Daripada cuma lihat puluhan punggung lumba-lumba berloncatan di Kiluan atau Bali hehe...



---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Penguin kembar yang ditinggal Ibunya sewaktu selesai mengeram

No comments:

Post a Comment