Monday, January 21, 2013

Cerita dua ekor siput


Ada dua ekor siput yang sedang berjalan menuju rumahnya. Sebutlah dua ekor siput itu dengan Baput (Bapak Siput) dan Buput (Ibu Siput). Kedua sejoli itu sedang berjalan sekuat tenaga menjemput anak-anak mereka yang sedang terjebak derasnya hujan.

Kata Buput: "Pak, anak kita apakah tidak tenggelam, cangkang mereka kan belum kuat"
Baput: "Tenang Bu, pasti mereka bisa merayap ke tempat yang lebih tinggi. Kan sudah aku ajarkan"

Sekuat dan secepat apapun mereka merayap di bebatuan tetap saja rasanya sangat lama mencapai tujuan. Tiba-tiba, butiran pasir yang dihembuskan angin melalui pot yang ada di atas terbang dan melekat pada Cangkang Baput. Pot-pot yang menggantung saling bergoyang dan menjatuhkan satu sama lainnya. Menjatuhkan seisi pot, entah itu pasir atau tanah. Baput dan Buput langsung menghindari badai pasir dan tanah yang tumpah. Namun jumlahnya terlalu banyak hingga sulit dihindari semuanya. Pasir yang tampak kecil buat ukuran manusia menempel pada badan Bapur. Hal ini sangat menambah beban Baput untuk merayap lebih cepat.




Baput pun merasa sangat risih dengan pasir tersebut. Keluhan dan cacian dilontarkannya terhadap alam yang serta merta membebaninya. Buput hanya bisa menenangkan ala kadarnya. Ternyata baput tidak hentinya mengeluh hingga perjalanan yang seharusnya tinggal berjarak sedikit menjadi sangat lama. Ditambah emosi yang keluar karena kesal mengurangi tenaga Baput untuk merayap lebih cepat.

Sesampainya di lokasi, Baput dan Buput mencari anaknya. Mereka memanggil dan mencari ke semua dahan. Berharap sang anak bisa bertahan dari terjangan air hujan dan angin. Mereka sudah sangat khawatir, kalau kalau anak mereka nanti ditemukan di RT sebelah sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

Tiba-tiba

Terdengar suara gemuruh dari kejauhan. Semakin lama, suaranya semakin besar. Goncanangan pun mulai terasa. Dalam hitungan detik air setinggi satu meter membanjiri lokasi Baput dan Buput. Baput dan Buput pun langsung berlindung dalam masing-masing cangkang, mereka terpisah terbawa arus banjir. Terus mengikuti air hingga hujan berhenti dan banjir surut. Dalam umpatan mereka, mereka iri terhadap makhluk yang memiliki tangan. Seharusnya mereka tidak harus berpisah kalau saja ada tangan yang bisa bergandengan. Mereka iri dengan ikan, kalau saja mereka punya sirip dan insang, pastinya tidak perlu khawatir dengan kondisi anaknya yang hilang. Namun mereka tidak perlu khawatir, cangkang mereka kuat untuk diterjang musibah seperti ini dalam sekian jam. Akhirnya mereka berdua selamat.

Lalu, kemanakah anak siput tersebut?

Anak siput terselamatkan dengan tumpahnya pot yang tertiup angin. Dengan merayap ke atasnya, anak siput dapat terhindar dari terjangan banjir. Walau ketika ditemukan dalam kondisi yang sangat lapar dan kedinginan. Baput dan Buput pun menemukan dengan sangat gembira dan haru.

Tunggu, apakah kamu lupa sesuatu?

Apakah Baput sempat meracau dan kesal dengan angin yang menumpahkan pasir itu?

Pernahkah situasi seperti ini dijalani kita? terkadang setiap permasalahan selalu dianggap hal yang buruk.

Sekian



1 comment: