Expo, siapa yang suka ke expo? Saya sih suka suka saja, salah satunya seperti postingan saya sebelumnya tentang Harry potter.. Expo adalah kependekan dari kata exposition atau lebih dikenal dengan World's fair, yaah kalo disadur ke bahasa Indonesia menjadi pameran tingkat internasional. Ketertarikan saya kepada expo bergantung dengan lokasi dan isi pameran itu. Contohnya, Museum Galeri Nasional sebenarnya sering mengadakan pameran yang seru tetapi karena akses ke sana yang susah (bukan daerah jajahan) dan publikasi yang kurang gres membuat masyarakat saya lagi-lagi memilih kebun binatang atau mall sebagai tempat rekreasi. Padahal kalau masuk pameran, banyak juga lho hiburan dan pengetahuan yang didapat.
Pagi hari tadi begitu saya selesai mengisi perut, tumben saya baca koran sampai lengkap. Dan ada satu artikel kecil yang sangat menarik perhatian saat itu. Sejak kemarin hingga besok diadakan pameran food ingredient di Kemayoran Expo dengan gambar seperti berikut:
WOOOOOW, koleksi makanan dunia katanya. Saya gak sabar bisa icip-icip, jilat-jilat, dan beli berbagai aneka bumbu dari berbagai macam negara. Akhirnya berbekal tanya teman yang kerja di kawasan Kemayoran dan jadwal kereta Commuter Line saya berangkat dari rumah. Konsepnya kan mau nyoba makanan, jadi saya pakai jeans, kemeja lengan pendek kotak-kotak, dan sepatu santai. Perjalanan dimulai stasiun Lenteng Agung ke Kemayoran dan memakan waktu sekitar satu jam. Setelah turun, saya menggunakan ojek untuk sampai ke TKP.
Begitu sampai di depan international hall, saya diturunkan di depan pagar expo dan berjalan kaki masuk ke dalam. Sewaktu sudah di depan expo saya bergumam dalam hati "ih kok keren-keren yah yang dateng pake taksi atau mobil pribadi semua kebanyakan, bajunya baju kerja pula". Dengan model cuek saya masuk saja santai ke arah pameran.
Di depan pameran sudah banyak media partner, karangan bunga, dan peta booth yang ada di dalam. Tampak penuh sepertinya yang mengisi. Umumnya orang yang datang sudah menggunakan name tag. "Ooh, mungkin itu pengisi booth pikir saya". Begitu saya mau masuk, saya tanya dulu ke seorang penjaga di loket pers,
Saya: "mas, kalo mau beli tiketnya dimana ya?".
Mas: "Oh, ke ujung aja, nanti ada untuk registration bisa diisi disitu.."
Baiklah saya bergegas menuju sana, Dan, ketika sudah sampai, banyak orang yang sedang mengisi formulir dengan baju rapih alias baju kerja. Begitu saya minta formulirnya saya sempat tanya,
Saya: " ini saya bisa masuk kan? untuk umum"
Mbak: "ooh, gak bisa, ini untuk undangan atau pengusaha makanan"
(Walah.... masa iya gw balik lagi !!!)
Saya: "Saya ada home industry sih mbak di rumah beverage and snack gitu conceptnya (sok2
Inggris), gimana tuh?"
Mbak: "Oh bisa, bawa kartu nama kan?"
Mbak: "Oh bisa, bawa kartu nama kan?"
Saya: "Bawa"
Mbak: "Diisi dulu ya mas"
Percakapan usai dan sayapun langsung menyambut si kertas yang diklip dengan kartu nama saya. Mengisi formulir pun dimulai dengan menyebut nama Tuhan yang maha kuasa. Eh saya kan gak boong, memang ada home industry di rumah. Dan setelah beres mengisi, saya pun langsung ke tiket dan diberikan name tag ini cuma-cuma.
Pas di dalam, its not really what I expect before. Di dalam booth-boothnya menawarkan teknologi layaknya pemeran Agrinex IPB. Gosh...
So ini adalah jebakan Batman yang bisa dijadikan bahan lelucon. Nah, tapi gak apa-apa juga sih, saya masih bisa nanya-nanya ngambil ilmu. Nah masalah kedua datang lagi, karena saya pakai bajunya santai, beneran aja sering dicuekin sama penjaga stand. Jadi saya cuma liat-liat baca-baca yang ada di banner sekalian nguping denger visitor yang lain nanya apa. Biasanya kan standar tentang pertanyaan yang diajuin.
Permasalahan kedua. Begitu saya berhasil menggaet nanya ke penjaga booth dan mengaku kalau saya punya home industry. Eh mereka langsung minta kartu nama saya lagi. Ya, nggak apa-apa sih sebenarnya, tapi saat ini kan produksi yang ada belum menggunakan alat dan teknologi secanggih-canggih ini. Sempat sih, ada yang ngedesel-desel untuk beli pengukur Aw atau kelembaban dan texture analyzer. Kalau rumah saya bak laboraturiumnya Dexter sih tak apa-apa lah ya...
Cukup risih dengan tukar menukar kartu nama, apalagi postur saya saat itu sangat tidak businessman sekali. Akhirnya mengubah status menjadi Mahasiswa lebih membawa dampak positif untuk kelangsungan tanya menanya. Ada satu company yang mengusung fortifikasi vitamin dan mineral yang ada di beras, roti, dan lainnya. Si Bret, bener-bener ngejelasin detail dari A-Z, dan dia tau juga permasalahan gizi yang ada di Indonesia (karena target marketing juga sih). Woow, ternyata saya baru tahu kalau sudah ada teknologi supercoat microencapsulation yang bisa mencoating zat mineral tersebut tanpa kelacak adanya penambahan dari segi aroma, warna, dan rasa. Sayangnya saya lupa tanya berapa harganya,
Meskipun gak banyak booth yang saya tanya detail, tapi akhirnya saya cukup dapat ilmu masuk ke expo ini. Ada beberapa booth dari negara panda yang juga kesulitan komunikasi sih, walau kita uda tanya pakai bahasa Inggris. Actually I will come again to this expo with a better posture and right goal.
No comments:
Post a Comment