Wednesday, September 26, 2012

Reality show, it is so real? (part 2)

Nah, sekarang waktunya ngebahas reality show yang menurut opini dan review saya menarik. Yang pertama adalah the amazing race:

source: youtube

 Sekarang waktunya membahas acara yang berkualitas. Yang pertama adalah The Amazing Race. Amazing race ini adalah perlombaan dari satu negara ke negara lain sebagai pos-posnya. Kadang suka mampir ke negara tercinta ini, Bali dan Jakarta yang saya ketahui. Tiap tim berjumlah dua orang dan memiliki tentunya karakter, keunikan, dan taktik yang berbeda-beda. Tahun ini, amazing race mendapatkan emmy award untuk reality show. Saya berpikir bahwa tidak ada drama yang dibuat-buat di dalamnya. Kalau marah yang memang sedang marah dan itu natural. Karena tekanan dan stress akibat kompetisi ini. Amazing race sempat mengadakan kompetisi di negara Asia dan dinamakan The Amazing Race Asia. Dua tim dari Indonesia yang membanggakan menurut saya adalah:




Mardi Marsio (source:detik)

 Nah, mereka sempat masuk 3 besar di Amazing Race Asia 1. Sewaktu mereka di Dubai, ada salah satu post dimana mereka harus makan jeroan. Dan, mereka gak pernah makan itu sebelumnya. Alhasil mereka kalah di ronde tersebut. Tapi tak apa-apa itulah awal orang Indonesia bisa bangga, masyarakatnya bisa masuk 3 besar. Selain, itu mereka juga dikenal humble dan bersahabat diantara kontestan lainnya. Karena terkadang ada tim yang picik jadi bulan-bulanan tim yang lain.






Hussein and Natasha (source:detik)
 Nah, ini kontestan untuk Amazing Race Asia 4. Mereka menjadi dua besar di kontes tersebut. Salah satu tantangan yang membuat mereka tersisih dari kompetisi ini adalah hyperphobia atau ketakutan akan ketinggian. Mereka termasuk salah satu tim yang solid dalam menyelesaikan masalah dan tantangan di setiap kesempatan. Great job.







Acara kedua yang menurut saya menarik adalah: Junior Masterchef Australia. Mengapa? Karena juri chefnya benar-benar memotivasi apa yang si anak-anak lakukan. Tidak ada background dari masing-masing peserta tentunya sehingga penonton jadi iba. Intinya mereka punya bright future banget di dunia food and beverage ke depannya. Dengan umur jagung udah bisa memiliki kualitas masak yang sama dengan chef yang pengalamannya bertahun-tahun.
source:estherike blogspot

Acara ketiga sebenernya banyak drama di dalemnya. Begitu nonton dua tiga episode sudah ketawan modusnya. Tapi menurut saya, banyak sekali yang bisa didapat di dalemnya. Terlebih untuk calon orang tua atau orang tua yang sering ngalah sama anaknya. Acaranya dinamakan the world strictest parent. Acaranya bukan bagaimana menjadi orang tua yang paling ketat atau galak untuk menjadi juara pertama. Tetapi dipilih dua peserta dari satu negara kemudian mereka akan homestay di negara lain dengan orang tua yang sangat strict. Rata-rata orang tua tempat mereka homestay sangat religius atau memiliki anak yang straight A student. Setelah nonton sekitar 5-6 episode, modusnya sama ya. Anak yang menjadi peserta biasanya mabok-mabokan, ngerokok, ngedrugs, free sex, sampe ada yang MBA. Sebagian masih sekolah tapi nilainya jeblok, atau gak mau sekolah lagi. Peserta itu biasa-biasa aja malah nyeritain kehidupan gelap mereka, seneng aja gitu. Disini jadi curiga, jangan-jangan bayarannya gede lagi (hahahaha). Ini ada salah satu episode dimana mereka homestay di Singapura. Peraturan sekolahnya gak jauh beda sama di Indonesia. Tapi kapan ya, Indonesia bisa kepilih di shoot?



Sekian review dari saya. Punya reality show favorit lainnya? Bisa share di komen lho...

No comments:

Post a Comment