Hey everyone its 2021 already,
Gak inget kalo kemarin itu part 1 and its so silly pas saya baca ulang. Waktu itu kita melakukan trip 3 hari 2 malam di Bali. Tanpa jadwal yang tight, jadi memang tujuannya hanya ke Ubud saja. So, yang saya mau bahas di postingan kedua ini adalah, how to enjoy Ubud?
Kalau temen temen browisng, Bali itu cukup komplit dalam 1 pulau. Mau panas panasan bisa ke pantai. Mau dingin dingin romantis, bisa kok ke Ubud atau Kintamani. Apalagi Ubud menjadi destinasi primadona setelah jadi tempat syuting Eat, Pray, Love. Where you can swing with bike di tengah tengah hamparan sawah yang luas ditemani embun pagi, ceuilah...
Di Ubud, kami menginap di hotel bernama Alila Ubud. Lokasinya agak menjauh dari Monkey Forest, dengan konsep resort, kami mendapatkan villa villa kecil berisi bed dengan kacang yang memandang ke semak semak terawat yang mengarah ke sungai. Jaraknya agak cukup jauh, sehingga suara gemercik sungai tidak begitu terdengar.
Credit: Trip advisor
Main point dari hotel ini adalah, tranquility Ubud. Dimana memang jauh dari hiruk pikuk kota. Bersatu dengan alam. Terutama monyet monyet berwarna abu abu yang jumlahnya banyak banget. Semua tamu di warning untuk selalu menjaga barang bawaan dan menutup pintu kamar. Jadi monyet ini memang liar tapi agak bandel. Bahkan buah buah di lobi aja dimakan sama mereka. Padahal disusun sebagai display dekor cooking class. Di satu sisi kadang suka parno, di sisi lainnya gak usah ke Monkey Forest, udah puas liat monyet abu abu seliweran ngga jelas.
Bukan Ubud namanya kalau nggak belajar Yoga. Pada pagi harinya kita ikut kelas Yoga dengan salah satu pelatih bernama Eka. Pagi itu kita belajar Laughing Yoga. Pelatih membuat kita untuk bisa tertawa lepas melepas beban sehingga bisa melepas beban stress. Agak challenging memang, apalagi dengan susasana baru dan orang yang baru saja bertemu. Jadi gak tau deh waktu itu sukses atau ngga, but energy does contaging. Makin banyak yang ketawa, ya makin mudah juga buat kita ikutan. Its like transfer of energy. Jadi sesi warming up dimulai dengan ketawa tiwi dan dilanjutkan dengan gerakan gerakan Yoga yang cocok untuk pemula.
Kalau hari kedua kita melakukan Yoga, hari ketiga paginya adalah sepedaan. Jadi kalau mau sepedaan, dari Alila sudah memiliki bike map yang bisa kita pakai. Sayangnya, sedel atau dudukan sepeda sakit banget... Alhasil cuma jalan kaki aja sampai gerbang hotel bolak balik. Kenapa? itu aja uda cukup jauh wkwkwk. Mungkin pelajaran buat ke depannya, harus beli sedel foam yang ada di Decathlon supaya nyaman sepedaan pake merek dan dari mana aja.
Tiga hari dua malem di Ubud cukup kok. Apalagi kalau kamu gak mau neko neko main rafting dan lain lainnya. Ke tegalalang udah pasti, cuma gatau kenapa kurang menikmati yah... Hahaha. Salah satu yang kita seneng adalah main ke satu desa adat dimana dijual makanan dan minuman yang sudah anti corona. Walau waktu itu, ehem. Kita gak ada yang pakai masker satupun kecuali pas di pesawat mau pulang.
Protokol 3M belom ada. Angka covid-19 masih dikit banget di Indonesia. Cara tesnya, masih pake rapid doang. Serba gak jelas pokoknya. Kalau dipikir pikir lucu juga sih, udah mau satu tahun dan begitu masive kondisinya saat ini. Beda banget sama cara liburan tahun ini yang prepare segala macem PPE dan sanitizer.
Penasaran gak? Komen yaa kalo penasaran.
Wow.. jedanya nerusin ceritanya hampir setahun. Must be very busy IRL.
ReplyDeleteSemoga wabah ini cepat berlalu. Ditunggu cerita2 selanjutnya ��