Saturday, September 19, 2015

Review: Student Traveler by Annisa Hasanah



Ini adalah kedua kalinya saya membahas buku bergenre travelling. Buku pertama yang berjudul haram keliling dunia, menginspirasi saya untuk pergi ke sana, menghadiri panggilan sang maha pencipta. Buku kedua, yang berjudul student traveler ini, ditulis sendiri oleh mahasiswa satu angkatan, beda jurusan ketika saya meraih pedidikan S1 di IPB. 

Saya sempat mengenal penulis dalam perjalanan kami untuk presentasi riset kami dalam event tri-University di Jiangsu, Cina. Kalau tidak ada Annisa, bisa jadi perjalanan ekstend untuk berkunjung ke Tembok Cina setelah simposium, hanya angan belaka. Impian, perjuangan, wawasan, serta relasi yang dimilikinya membuat saya, yang saat itu ditugaskan sebagai ketua delegasi, akhirnya terima jadi dengan rencana ekstend tersebut. Dimulai dari membeli tiket kereta CRH, membooking hostel, hingga lokal tur untuk pergi ke Tembok Cinanya.

Begitu melihat cover buku ini, saya tidak menyangka bahwa penulis bisa menjelajahi 21 negara dalam waktu lima tahun. DImana kalau di-flash back ke belakang, berarti kami masih duduk di semester 6.  Dan rata-rata, perjalanan travelling tersebut bukanlah sekedar hanya berwisata ria. Semuanya memiliki misi pendidikan, dari presentasi penelitian, green action project, kuliah S2, dan lainnya. Bisa dibayangkan begitu sangat aktif, fokus, dan gigih sekali penulis dalam mengikuti ajang study travel semenjak kuliah. Buat saya, mengerjakan satu project saja, perlu banyak sekali kestabilan mood. Belum lagi ditambah kekurangan penulisan saya yang tidak jauh dari typo maupun gramatikal atau peletakan tanda baca yang, salahnya banyak banget !!!

Nah, ketika saya membaca buku ini, yang terimajinasikan selama membaca adalah saya seakan-akan menjadi pelaku utama dalam cerita. Gaya penulisannya yang ringan dan populer membuat cerita yang ada di dalamnya tidak menjadi berat. Belum lagi, banyak pengalaman lucu yang dituliskannya. Seperti memotret diam diam wamil korea yang mirip idola K-POP di daerah perbatasan.

Buku ini bukanlah panduan A-Z yang bisa dijadikan acuan untuk pergi sebagai pure turis. Namun, buku ini menceritakan apa yang bisa seorang mahasiswa lakukan jika melakukan wisata ke daerah tersebut. Tentunya uang pelajar tidaklah sama dengan orang yang sudah bekerja. Disini Annisa bisa menceritakan kira-kira tempat mana saja sih yang bisa dijelajahi sebagai wisata dengan kantong mahasiswa jika Anda pergi ke daerah tersebut. Berikut dengan tips membeli souvenir  untuk dibagikan, yang umum menjadi budaya di Indonesia.

Yang pasti buku ini sangat menghibur dan menginspirasi bagi siapapun yang membacanya, Bahkan ketika saya berangkat kerja dengan gojek, terkadang tidak terasa saya sudah sampai tempat tujuan saking serunya dengan cerita yang ada di buku Student Traveler. 

No comments:

Post a Comment