Sekian lama saya absen menulis dari kedua blog yang saya miliki. Ada
satu alasan duka yang bisa saya ungkapkan di postingan kali ini. Suatu
saat saya pulang bekerja malam itu. Hari sudah menunjukkan pukul 20.00
malam. Kendaraan seperti Trans Jakarta hanya menjadi momok kesesakan
belaka yang tidak bisa menjadi pilihan buat banyak khalayak Entah
armadanya yang kurang atau penumpangnya yang sudah overload? Yang
pasti saya memilih untuk menggunakan kendaraan umum lainnya.
Sambil berbicara dengan teman saya yang berada nun jauh di pelosok
barat sana saya memanggil sebuah Angkot Kalong tujuan CIpulir.
Pembicaraan dengannya membuat sedikit lebih banyak perasaan saya yang
tercurahkan. Saya banyak meminta pendapat padanya tentang segala
keputusan di tempat bekerja sekarang. Tidak sengaja pembicaraan
terputus dan kami akhiri sudah. Akhirnya saya terfokus dengan
messenger whasapp malam itu.
Tidak terasa angkot putih sudah sampai di tempat saya berhenti. Saya
pun membayar ongkos dan berpindah ke metro mini yang sudah mengetem di
jalanan sana. Tidak kebagian tempat duduk dan berpegangan kepada besi
yang dekil dan kotor sambil berdiri. Rasanya ada yang ganjil saat itu.
Apa ya? Namun saya tidak bisa mengingatnya. Belasan menit berlalu,
seorang penumpang yang duduk tepat di sebelah saya berdiri dan turun
dari metro mini. Ketika saya duduk menggantikan posisi orang itu, saya
baru ingat. Laptop saya ketinggalan di angkot kalong yang saya naiki.
Istigfar langsung terucap secara lisan berpuluh puluh kali. Namun
seperti tidak ada yang dapat saya perbuat. Mengejar angkot putih tadi
mana bisa. Saya saja tidak tahu nomor polisinya. Hanya akal sehat yang
dapat menenagkan hati saya saat itu. Yaitu dengan segera
mengikhlaskannya. Mungkin ada yang sudah menunggu nunggu rejeki yang
tidak disangka sangka. Dan juga barang itu bukan sudah milik saya
lagi, sudah selesai masa penitipannya dari Tuhan.
Berhari hari ingatan tentang data yang ada di laptop masih membayangi
hari saya. Duh, disana ada memori yang isinya foto di sini. ATau ada
fillm yang saya sulit lagi untuk mencari sumbernya karena sudah mati.
Dan lain sebagainya. Kalau temen saya bilang, mungkin rasanya seperti
berpisah dengan orang yang saya kasihi. Walaupun sudah tiada, berjuta
kenangan ada bersamanya, susah maupun senang.
Enam tahun saya bersama laptop tersebut. Mengarungi tugas tugas
kuliah, kompetisi kampus, simposium internasional, membuat presentasi,
dan lainnya. Belum lagi kalau saya ingat perjuangan rusak ceroboh yang
saya berikan padanya seperti menumpahkan air ke tempat mouse, mother
boardnya rusak, merusakan tempat cd nya, dan lainnya. Namun, si laptop
tetap berjuang untuk memenuhi kebutuhan saya menggunakannya. Laptop
tersebut sudah pernah satu kali rusak parah hingga semua datanya
hilang. Hal itu tepat ketika saya akan menghadapi sakit keras. Dan
kini dia hilang untuk selamanya.
Untuk memori yang berada di dalam perangkat keras tersebut. Saya
menyesal tidak jadi membeli hardisk eksternal untuk memback up data
yang ada di dalamnya. Alasan mengeluarkan kocek di atas 500 ribu
menjadi permasalahan, Padahal kenangan adalah sesuatu yang bisa
menjadi sejarah untuk seorang individu dimana bisa dikemukakan kepada
banyak khalayak.
Nasi sudah menjadi bubur. Saat ini kenangan itu hanya berpendam di
hati saya yang paling dalam. Selamat berpisah kawan, semoga engkau
lebih berguna di bagian dunia sebelah sana.
No comments:
Post a Comment