Tuesday, September 24, 2013

gegar euforia

Banyak orang yang menjalani kehidupan tanpa arah, dan lebih banyak lagi orang yang sudah tahu tidak punya arah malah tidak mencari. Setelah kejadian minggu lalu, saya merasa ada gegar euforia di alam diri ini. Tadinya saya ingin menuliskannya dalam bahasa inggris, tapi berhubung lebih musah mencurahkannya dalam bahsa indonesia, maka saya urungkan niat tersebut.

Kegalauan dan traumatisme yang ada di dalam diri saya mungkin tidak dilihat oleh kebanyakan orang. Banyak sekali hal yang tidak disangka sangka saya lakukan. Tapi tenang, saya bukannya melaikan diri dengan mabuk babukkan, bermain wanita, atau lari ke padepokkan. Hanya saja saya bisa mengeluarkan banyak uang tanpa kendali yang berarti.

Setelah bisa mencari nafkah sendiri, rasanya saat ini saya punya kuasa penuh atas apa yang saya miliki. Apa yang saya akan lakukan ya terserah saya. Beberapa hari setelah kejadian itu saya bisa makan i restoran fine dining dengan gampangnya, mengeluarkan uang untuk pakaian, dan jalan jalan ke luar kota. Yah, kalau dipikir pikir, in a positive way, pelarian saya masih dalam batas kewajaran kok. Hingga yang teregois yang saya bisa bilang adalah, saya mengikuti suatu klub kebugaran di kantor.

Sebelum sebelumnya, tidak penah terpikirkan saya melakukan hal itu. Ada hati kecil yang menyatakan dengan olahraga, saya bisa lebih baik dalam mengontrol hati dan meluapkan energi yang lebih. Lebih baik dikuras menjadi otot daripada beban pikiran yang tidak bisa terlepaskan. Tentunya saat ini saya masih berusaha untuk kembali ke titik zero point yaitu memafkan diri sendiri. Bahwa segala sesuatu sudah ada sistemnya dan harus bisa melaluinya walaupun terasa berat.

No comments:

Post a Comment