Banyak orang yang menjalani kehidupan tanpa arah, dan lebih banyak
lagi orang yang sudah tahu tidak punya arah malah tidak mencari. Setelah
kejadian minggu lalu, saya merasa ada gegar euforia di alam diri ini.
Tadinya saya ingin menuliskannya dalam bahasa inggris, tapi berhubung
lebih musah mencurahkannya dalam bahsa indonesia, maka saya urungkan
niat tersebut.
Kegalauan dan traumatisme yang ada di
dalam diri saya mungkin tidak dilihat oleh kebanyakan orang. Banyak
sekali hal yang tidak disangka sangka saya lakukan. Tapi tenang, saya
bukannya melaikan diri dengan mabuk babukkan, bermain wanita, atau lari
ke padepokkan. Hanya saja saya bisa mengeluarkan banyak uang tanpa
kendali yang berarti.
Setelah bisa mencari nafkah
sendiri, rasanya saat ini saya punya kuasa penuh atas apa yang saya
miliki. Apa yang saya akan lakukan ya terserah saya. Beberapa hari
setelah kejadian itu saya bisa makan i restoran fine dining dengan
gampangnya, mengeluarkan uang untuk pakaian, dan jalan jalan ke luar
kota. Yah, kalau dipikir pikir, in a positive way, pelarian saya masih
dalam batas kewajaran kok. Hingga yang teregois yang saya bisa bilang
adalah, saya mengikuti suatu klub kebugaran di kantor.
Sebelum
sebelumnya, tidak penah terpikirkan saya melakukan hal itu. Ada hati
kecil yang menyatakan dengan olahraga, saya bisa lebih baik dalam
mengontrol hati dan meluapkan energi yang lebih. Lebih baik dikuras
menjadi otot daripada beban pikiran yang tidak bisa terlepaskan.
Tentunya saat ini saya masih berusaha untuk kembali ke titik zero point
yaitu memafkan diri sendiri. Bahwa segala sesuatu sudah ada sistemnya
dan harus bisa melaluinya walaupun terasa berat.
No comments:
Post a Comment