Monday, June 10, 2013

Teori Pemutusan

Ingat gak, waktu kecil sering baca seri pengetahuan dunia atau biografinya peraih nobel di dunia, terus kita berandai-andai pingin seperti mereka? Saya tidak bisa melupakan sewaktu baca komik biografi Isaac Newton yang menemukan teori gravitasi, ternyata cuma duduk aja di bawah pohon apel. Atau Einstein yang tiba tiba nulis rumus E=MC^2 di papan tulis, kok bisa ya dapet inspirasi atau ilham? Padahal gurunya atau orangtuanya gak ngajarin tuh waktu kecil?

Dibalik itu semua, ya perjuangan orang orang hebat itu juga tidak kalah dramatisnya dengan film teater atau opera sabun. Misal si Einstein yang dibilang bodoh dan dikucilkan karena orang yahudi, atau salah satu Wright Brother yang sudah wafat duluan sebelum ngeliat pesawat perjuangannya berhasil terbang. Intinya semua kehidupan pasti ada pahit dan manisnya, kehidupan berputar seperti roda.

Oke, back to ngomongin teori lagi dan hubungannya dengan kehidupan dramatis. Sampe saya beres kuliah, saya belom nemuin teori ilmiah yang bisa dinilai derngan eksakta dan kelogisan. Kalau kedramatisan dunia ya sudah cukup epic untuk dibilang seperti opera sabun. Dan baru baru saja  menyimpulkan teori baru. Namanya adalah Teori Pemutusan atau Deciding Theory.

Begini bunyinya: 
D x Ao x F = M x H

D (Doctrination) = buku, ceramah, tv, radio, internet, jurnal, artikel adalah doktrin atau program yang maksud ke otak kita dan kita cerna dengan baik atau buruk.
Ao (Act&Option) = disinilah kegiatan dan pilihan terhadap doktrin tersebut kita lakukan dan pilih untuk lakukan atau tidak.
F(feeling)= perasaan kita sebelum dan saat melakukan perbuatan yang terjadi dari doktrinasi tersebut.
M(memori)= ingatan kita setelah serentetan kegiatan tersebut dilakukan hingga proses yang paling kecilnya, menyenangkan, biasa, atau tidak menyenangkan.
H(habit)= kebiasaan yang akan kita ulangi dari doktrin doktrin tersebut.

Contoh kasus:
Seorang sepupu saya sudah diprogram atau doktrin bahwa memakan makanan yang berpengawet seperti kue berwarna mencolok atau minuman soda itu sangat tidak baik (D). Suatu hari, dia pernah mencoba untuk memakan diam diam cup cakes berwarna warni (Ao) dan diikuti dengan perasaan yang senang karena tidak ketahuan (F). Suatu rentetan kejadian ini akan menjadi memori (M) dalam otak sepupu saya dan bisa saja menjadi kebiasaan untuk hal yang sejenis (H).

Besar atau kecilnya sebuah doktrin yang diberikan tidak akan efektif apabila pribadi kita tidak memilih untuk menyetujui statement yang ada. Begitu juga perasaan (F) kita terhadap program tersebut

Lalu bagaimana untuk memulai sebuah awal yang baru untuk men-set up sebuah sistem yang baru. Caranya adalah dengan mengosongkan semua hal yang tersimpan di memori kita. Melupakan sesuatu terkadang sangat sulit. Maka dari itu kebiasaan melupakan ingatan tersebut harus sering diasah (H). Perasaan (f) untuk melupakan disertai tindakan untuk menjauhi program program yang tidak sesuai dengan tujuan kita (D) pastinya akan membantu untuk men-set up sistem yang baru.

2 comments:

  1. ndrong...nice theory, ntar gw coba aplikasiin. hahaha

    ReplyDelete
  2. Btw, postingan ini paling suka. Canggih deh teori lo. Haha

    ReplyDelete