Wednesday, May 15, 2013

26 Desember 2012 itu bukan tsunami (4)



Tidak hanya saya ternyata yang harus menulis kronologi tersebut. Tetapi semuanya. Semua pegawai yang masuk kemarin dan hari ini. Tulisan tersebut nantinya akan menjadi bukti penyelidikan kepada pihak yang berwenang. Iya, kasus ini sudah mencapai tahap kriminal dan bisa disesaikan dengan cara pidana untuk si pelaku. Ketika ditanyakan oleh penyidik apakah saya menyanggupi kalau nanti didatangi dan mesti diinterogasi polisi? Ya saya jawab matang-matang, toh saya tidak mengambilnya.

Hari sudah menjelang sore, lagi-lagi kami satu management dikumpulkan di ruangan gelap tadi. Tidak ada yang mengaku setelah sekian pegawai diinterogasi, sekarang saatnya semua pihak ditawarkan untuk diberikan ganjaran mengembalikan uang yang totalnya senilai 50 juta rupiah.


Saya pun bergidik, gila 50 juta itu saya gak bisa gajian setahun walaupun orang tua saya masih bisa mengcover. Tapi ini namanya kerja rodi. Sayapun lebih baik diam tidak terjerumus ke pikiran itu. Sialnya ketika ditawarkan bagaimana menyelesaikan perkara tersebut, saya yang ditunjuk duluan untuk berbicara.

Ya, demi menjaga reputasi dan gengsi, saya jawab saja mentah mentah kalau saya hanya bisa berpartisipasi mengganti 5 juta rupiah karena alasan berobat. Yang lucu tampaknya Pak Demian rada terkejut saya bilang seperti itu. Di lain pihak atasan saya ada yang mau loh, mengganti semua dengan cara dicicil padahal beliau sama sekali tidak bersalah. Dimana yang lainnya meyakinkan kalau kita sama sekali tidak ada yang dilibatkan dengan kasus ini. Makin lama makin pusing kita semua dibagi bagikan cara untuk patungan mengganti uang tersebut, hingga pegawai freelance dan outsourcing pun harus ikut membopong beban ini dengan porsi yang berbeda-beda.

Pertemuan dilanjutkan dengan partisipan yang lebih besar. Mereka semua diinfokan mengenai patungan kerja rodi tersebut. Saya tidak enak hati melihat muka muka mereka. Siapa sih yang mau mengganti uang yang bukan seharusnya menjadi beban kita kita? Tapi mereka semua hanya bisa diam, tertunduk, sampai selesai pemberitahuan dan keluar dari ruangan. Keputusannya adalah kami mengganti dan tidak ada yang bisa keluar dari management ini. Ih buat saya ini sangat berat sekali, mending saya ikut kerja pemburu hantu daripada mesti ikut ganti uang 50 juta saat itu juga.

Selesai pertemuan terburuk hari itu. Saya dan atasan saya langsung bergerak ke basement meminta semua data mengenai cctv, rekaman kamera, dan karcis yang ada dari rentang pagi tadi. Pencerahan pun mulai datang. Cctv yang ada menunjukkan seseorang masuk dari pintu belakang kantor di pagi buta. Ia masuk dengan sangat terampil. Hal yang membuat saya bertanya, dia memiliki kunci duplikat. Tetapi saya tidak mengetahui figur badan itu. Seorang lelaki yang cukup tinggi, berhelem hiu warna hijau gelap, dengan celana gombrang. Atasan saya langsung bersuara, "astagfirullah al adzim, nggak mungkin".

No comments:

Post a Comment