Wednesday, January 2, 2013

Madame Tussaud & Trick Art Japan

Dari semua yang baca postingan ini ada yang belajar tentang budaya?
Budaya itu apa sih?
Apakah budaya itu sudah mendarah daging dan menjadi suatu nilai serta diteruskan ke anak cucu? Kalau saya bilang buang sampah sembarangan dan jam karet itu budaya gimana? Nahlo...

Nggak sih, saya gak mau bahas hal yang menguras akal dan logika filosofis. Yang saya mau bahas disini adalah budaya foto foto atau narsisme alias menyukai diri sendiri.

Rasanya tiap negara punya tingkat narsisme yang berbeda-beda. Seinget saya, waktu temen-temen Jepang saya dateng kesini, mereka lebih enjoy untuk memfoto pemandangan atau objek yang mereka pikir menarik. Bahkan kemacetan saja mereka anggap itu menarik dan kocak. Beberapa turis yang saya perhatikan sewaktu di luar negeri juga begitu. Jarang lho, mereka niat dan memasang gaya yang (maaf) norak buat jadi objek fotonya. Paling untuk beberapa lokasi saja yang kiranya wajib atau kudu atau fardhu ain (alah...).

Nah, berbeda dengan kebanyakan masyarakat kita. Dimana ada objek bagus dikit bisa-bisa 3-4x jepretan dengan berbagai macam gaya. Padahal kalau kata trinity, "masa iya lu gak bosen liat foto lu terus dalam satu memory card". Haha...

Melihat sebuah kebiasaan seperti ini, tampaknya dimanfaatkan oleh PT Trimitra untuk membuat event Trick Art Japan di Grand Indonesia hingga bulan Februari 2013. Karena memang sudah kodratnya masyarakat kita suka foto beramai-ramai disimpulkan menjadi high demand untuk mereka. Apalagi bisnis sejenis belum ada di Jakarta, paling hanya pameran motor show atau lampion disney yang sempat ada di gelora Bung Karno.

Di luar negeri mungkin sudah banyak tempat sejenis untuk foto-foti. Bahkan museum pun bisa jadi ajang buat foto-foto, seperti Madame Tussaud. Harusnya sih, masuk Madame Tussaud itu sewaktu lihat patung lilinnya, baca dulu keterangannya, terus baru deh jepret. Nah kenyataannya, kebanyakan orang ngejar fans-nya sampai gak sempet lagi baca keterangan yang ada di figurnya. Saya pun karena waktunya mepet akhirnya melakukan hal yang sama sih... (malu)
Poin penting datang ke tempat seperti itu adalah bawa kamera bagus dan jangan sendirian. Kenapa? Karena nanti waktu mau difoto ya jadi gak fleksibel aja.

Cerita sewaktu saya di Madame Tussaud Hong Kong, saya mengantri sendirian. Niatnya, kalau ada orang bicara bahasa indonesia saya harus langsung deketin. Singkat cerita ketemulah saya dengan pegawai pemerintahan Indonesia. Kita berkongkalingkong gantian foto memoto. Kalau gak begitu, ribet juga mau minta tolong fotoin siapa. Toh walau saya bawa tripod tapi ribet banget kalau mau pake itu.

Beda lagi cerita sewaktu di Trick Art. Saya dateng sudah diniatkan bersama keluarga. Walaupun, sebenarnya sahabat saya sendiri yang pegang exhibition ini jadi bisa minta tipsnya buat gaya-gayaan difoto. Tapi ada mbak-mbak yang tiap gambar memang bisa dimintain tolong untuk memoto. So, don't worry guys.

In conclusion, dari awal hingga akhir, ya tujuan orang kesana buat foto. Mulai dari yang pake baju biasa aja, sampe baju sentai atau modelan power ranger. Bahkan ada juga yang cosplay beberapa karakter anime jepang. Ya, berhubung ini masih ada sangkut pautnya sama Jepang jadi mereka greget dan niat banget buat bela-belain kesini

 LAMPIRAN
 
   
Figure 1. The most unpolite boy came just in 1 piece shirt

Figure 2. Stomped by a mammoth
Figure 3. Saying Hello from Tokyo Tower

Figure 4. Outch


 Note: Teman saya sangat sebal ketika ada yang mengatakan gambar di atas adalah gajah dan menara eiffel




No comments:

Post a Comment