Di tahun 2020 awal, kami sekeluarga bersama sepupu pergi ke Bali di awal pendemi. Dan 3 tahun kemudian, dengan hanya 2 bulan planning kami kembali pergi berpelsir ke Bangkok. Semoga menjadi pertanda menutup pandemi supaya bisa jadi endemi (Aamiin). Di perjalanan kali ini, hanya Ibu saya yang belum pernah menginjakkan kaki ke Thailand. Untuk Saya sendiri yang sudah pernah dua kali melakukan trip, tetapi merupakan trip pertama ke luar negeri sejak 2019. Cap pertama di paspor yang baru.
Destinasi perjalanan di Bangkok 90% diserahkan kepada saya. Nah bedanya kali ini, kami mau coba untuk memilih semua destinasi makanan yang memang Halal atau Muslim Friendly. Nanti akan saya jelaskan maksud muslim friendly disini apa ya....
So, apa sih yang membuat challenge dari mencari Halal Restaurant ini.
1. Jumlah Resto/Toko yang belum cukup banyak.
Dengan kemudahan teknologi, sebutlah si oom Google. Mencari halal restoran menjadi hanya hitungan detik. Jadi kalau kita lagi di satu destinasi. Tinggal tulis di tab search engine, "halal near me". Kemudian, kalian bisa pilih restoran dari daftar yang ada di google review. Kiranya mana yang paling meyakinkan dari ulasan-ulasan yang ada. Bisa diidentifikasi dari banyaknya ulasan dan skor rata rata.
Nah tapi bisa jadi inih. Ada resto resto yang gak tercatat. Fitur google search engine ini akan bekerja dengan baik kalau si pemilik/user/owner punya SEO (Search engine optimazion) yang bagus yah. Kalau misal dia gak masukin keywords halal, atau tidak tercatat di Google review. Yah... wasalam.
2. Jarak Resto/Toko
Kalau Anda tidak suka jalan kaki dan solo traveling. Bisa saja naik Grab Ride karena harganya agak lebih murah dibandingkan dengan di Indonesia. Tapi kalau bepergian dengan group dan sukanya naik taksi. Siapin budget yang lebih besar. Jangan lupa juga cek di google map, apakah sedang kondisi high traffic atau tidak. Imagine, kalian uda laper plus macet.
Tips naik Grab Hemat. Jangan lupa buat redeem coupon discount. Karena gak otomatis...
Tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Resto/rumah makan yang punya halal certified biasanya biasanya berada di satu bangunan. Kalau yang kaki lima, modal bismillah cuma cek penjualnya pakai hijab atau tidak.
Kalau sudah ada di satu restoran, mall, atau independent restaurant (berdiri sendiri), rata rata budget makan per orang (sudah dengan minum) adalah 100-140 THB atau IDR50-75rb rupiah. Yaa hampir sama dengan makan di restoran ber-AC di Jakarta sih.
Kalau mau lebih budget friendly lagi, bisa ke 7-11 dan beli noodle instan cup, salad, buah, dan chicken breast yang bisa minta dimicrowave. Nah si ayam ini kalau ada di Jakarta bisa oke banget buat yang lagi jaga pola makan lebih sehat dibanding aneka gorengan yah...
Oke, sekarang saya mau spill perjalanan makan Resto halal atau muslim friendly apa aja yang kemarin kita datengin sewaktu di Bangkok. Sebagian ada yang hasil googling jauh jauh dari Indo. Tapi kebanyakan baru dapet pas udah laper dan baru hunting 🤣.
Day 1
1. Radhuni Sukhumvit
Sewaktu kami tiba di Bangkok yang ternyata macetnya bak Jakarta (padahal jalur sky trainnya tergolong banyak). Dari airport kami langsung menuju Hotel Hyatt Regency di Sukhumvit. Sebelum memulai jalan jalan, sudah pasti harus isi perut dulu. (Yes we skip the breakfast dan tidak dapat meal di pesawat).
Dengan menggunakan fitur oom google. Muncullah satu nama restoran yang memakan waktu sekitar 17 menit dari hotel (Gak inget namanya apa..). Sebenernya agak jauh sih. Tapi kalau pakai grab waktu kita mau coba, waktu tunggunya 20 menit sendiri (alamakk....).
Nah berhubung semua anggota rombongan sudah siap dengan berjalan kaki (Its in our family blood). Semua barang barang yang beratpun sudah ditinggal di concierge. Karena waktu check in kami lebih awal yaitu jam 11.00 sehingga belum bisa masuk kamar. Tetapi meyimpan barang di concierge itu adalah salah satu tempat yang paling aman. Tidak ada dari Rombongan yang bawa barang seperti laptop atau dua tas selama perjalanan adalah kunci bisa jalan kaki agak jauh.
So we are ready to walking this Sukhumvit.... 🦿🦿
Baru saja kami keluar menyusuri jalanan kecil di samping hotel. Udara panas dan sengatan sinar matahari Bangkok yang terik sudah sangat terasa. Tidak jauh dari hotel, sudah mangkal beberapa pedagang kaki lima yang berjualan berbagai macam jajanan seperti buah buahan, kukusan, dan cemilan lainnya. Nah, mereka ini persentase yang jual gorengan dan perisa tabur yang gurih-gurih tidak sebanyak di Jakarta ya guys...
Baru akan sampai di ujung jalan kecil menuju jalan raya. Kami melihat plang besar restoran di kiri jalan bernama Radhuni. Di plang nya pun mereka menuliskan halal food. Yah karena perjalanan pagi yang belum sarapan dan ditambah terik matahari pula. Kamipun memilih untuk brunch disini saja. Berhubung rekomendasi oom google agak jauh yaa...
Radhuni ini salah satu tempat makan yang tidak ada SEO nya di google (entah kenapa_. Jadi ketemunya pun tiba tiba aja. Sayang sih dari segi bisnis. Karena mereka sudah invest restoran di tengah kota dengan AC 😢.
Oiya Radhuni ini memiliki makanan khas Thailand dan juga Arabian-India. Menu yang direkomendasikan adalah nasi goreng dan nasi briyani. Kalau kalian kesana beli aja yg fried rice beef.
Radhuni menurut saya punya tempat yang nyaman dan service oke (ibu yang taking order boleh cakap bahasa melayu). Kalau dari segi rasa, menurut saya ini belum masuk ke Gong nya kuliner kemarin.... Nah nilai plusnya, kami juga bisa ikutan shalat sebelum lanjut untuk jalan jalan ke Temple yang ada di Bangkok.
2. Usman Thai Muslim
Nah di malam hari, mulai hunting makanan halal lagi. Kali ini yaa menggunakan oom google lagi. Dan muncukkah si Usman Thai Muslim dan Kebab resto gitu. Walaupun berada di satu lokasi yang berdekatan, Usman memiliki rating yang lebih oke di google. Padahal awalnya sih mau ke Night Market. Tapi ngelihat para peserta rombongan yang mungkin butuh istirahat lebih. Jadi acara kesana kita cancel. Supaya semuanya bisa full energi untuk ke Ayutthaya besok.
Di sepanjang jalan menuju ke restoran. Pedagang pedagang pinggiran menjamur ya. Feel nya seperti ada di jalanan kota tua aja. Bedanya yang jual sex toy kok banyak banget yah??? Padahal zaman dulu tahunya kalo sex toy ada di space yang tertutup. Jadi mau masuk ke dalam juga enggan. Nah ini setiap sepuluh meter sekali juga udah ada tuh yang jualan. Ok, mungkin saya yang kelamaan gak ke luar negeri...
Sesampainya menuju gang yang akan membawa kita ke Usman Thai. Tiba tiba ambience nya berubah jadi kaya di timur tengah. Tulisan signage nya arab. Orang orangnya juga jadi ras arab. Ada supermarket khusus jual barang barang dari arab. Sepanjang jalan tadi ternyata banyak banget pilihan resto yang claim halal. Bahkan Al-Baik juga ada lho disitu. Tapi akhirnya kita entah kenapa tetap on plan untuk makan di Usman Thai Muslim ini.
Usman Thai Muslim ini lebih ke Nepali cuisine. Banyak Indian foodnya. Walau dia juga jual thai food sih. Ambience restorannya enak, macam family restoran. Karena lokasi ini 11-12 kek Jalan Sabang. Untuk order makanan juga gak susah kok. Highlight dari resto ini adalah, selain rasanya enak tapi juga bit pricey untuk ukuran independent restoran. Porsinya? Gede gede kok. Sampai kami pun minta take away karena tidak habis. Kalau mau puas beli lah family portion yang steak. Jangan lupa juga pesan hot tea nya yang ada rasa cardamon. Biar kerasa sensasi makanan Nepalinya.
Untuk Day 2 dan seterusnya ada di next postingan ya...